12 perkara yang menyebabkan kita menyabotaj diri kita sendiri dan cara menghindari seperti yang ditulis oleh Amanda Gardner dalam artikelnya di Health.com
Hal ini menjadi berbahaya sebab aktiviti fizikal merupakan peranan penting dalam menjaga kesihatan diri. Olahraga yang teratur medatangkan impak positif pada kimia otak dan hormon yang berkaitan dengan emosi, dan ianya dapat memberikan manfaat psikologi (seperti meningkatkan keyakinan diri) yang mendorong kepada kesihatan mental yang lebih baik. Oleh sebab itu, jagalah ketepatan olahraga anda. Berolahragalah secara rutin setidak-tidaknya 15-20 minit sehari.
2. Mengabaikan waktu rehat
Mengabaikan waktu rehat akan menimbulkan kekacauan dalam diri anda. Segeralah perbaiki masa rehat anda. Jangan membiarkannya terbuang begitu sahaja. Jika masalah ini dibiarkan berlarutan maka akan menimbulkan beban pada diri dan beban ini memberi impak depresi yang berbahaya. Oleh itu, sesekali rawatlah diri anda dengan percutian yang panjang dan menyeronokkan.
3. Tidak cukup tidur
Bahkan, bayi yang tidak cukup tidur pun akan menangis, lekas marah, dan tidak cergas. Ini menunjukkan bahawa tidur yang cukup sangatlah penting bagi sesiapa pun. Jika, seseorang itu kurang waktu tidur yang kronis, ini akan meningkatkan risiko seseorang terkena depresi atau gangguan kecemasan. Prioritaskan tidur dan praktikkan perilaku tidur yang sihat, seperti mengelakkan pengambilan kafein dan alkohol dalam jam sebelum tidur. Selain itu, batasi penggunaan gadget Anda, sebab cahaya biru yang dipancarkan oleh peranti ini akan menekan hormon tidur melatonin dalam tubuh.
4. Minum alcohol @ kafien terlalu banyak
Alkohol @ kafien dapat menekan sistem saraf dan berpotensi mengubah mood anda juga. Meskipun awalnya alcohol @ kafien dapat menghilangkan rasa mengantuk, hindarilah minum alcohol @ kafien di malam hari karana ianya akan membuat anda sukar untuk melelapkan mata dan mendapatkan rehat yang ideal.
5. Membanding-bandingkan
Terus-menerus membandingkan pendapatan atau
harta kita dengan orang lain adalah "salah satu alasan mengapa Negara Amerika
tidak segembira dengan orang di negara lain," ujar Dawn Buse, PhD,
psikologis kesihatan di Montefiore Medical Center, New York. Buse menjelaskan
bahawa membanding-bandingkan kekayaan akan membuatkan anda selalu merasa tidak
puas dan cenderung berfikiran tidak rasional kerana hubungan antara pendapatan
dan kebahagiaan sebenarnya jauh lebih lemah daripada apa yang kita fikirkan.
Oleh sebab itu, bersyukurlah dengan apa yang anda miliki.
6. Pemikiran obsesif
Berfikiran obsesif akan mempercepatkan penafasan dan denyut jantung sehingga tubuh akan melepaskan hormon stres adrenalin dan kortisol. Semua ini berpengaruh kepada kesihatan fizikal dan emosional anda. Belajarlah untuk mengenali fikiran anda dan latihlah diri untuk menghindari obsesif. Tarik nafas dalam-dalam. "Letakkan gelang getah di pergelangan tangan anda sebagai pengingat dan setiap kali anda berfikiran obsesif, tarik ia kebelakang sedikit," saran Buse. "Ini adalah pengingat untuk berhenti berfikiran obsesif dan melatih mengubah fikiran anda."
7. Memendam amarah
Kemarahan dan kekecewaan adalah reaksi normal terhadap tentangan hidup yang tidak terduga. Namun, sekiranya anda menekan perasaan itu dan membiarkannya terus dengan perasaan dendam dan keluha. Ianya akan menjadi parah. Beberapa kajian, secara amnya, telah menunjukkan bahawa kemarahan yang ditekan adalah berhubungan dengan gejala depresi. Jadi, sangat penting untuk mengekspresikan emosi negatif, tetapi hanya dalam cara yang tepat. Jika anda dapat mengawal kemarahan anda dengan cara yang tegas tapi tenang, kemungkinan anda akan merasa lebih baik sesudahnya. Jika itu bukan pilihan anda yang terbaik mungkin hanya membiarkannya pergi. Kajian menunjukkan bahawa tindakan memaafkan boleh memberikan manfaat kesihatan mental.
8. Terlalu banyak bekerja
Ketika keseimbangan kerja kita terabai, kita cenderung akan merasa stres dan itu dapat meningkatkan risiko kesihatan mental yang serius. Sebuah kajian dari pegawai kerajaan British pada tahun 2011 menemukan bahawa jam kerja lebih dari 11 jam sehari memiliki risiko depresi lebih dari dua kali ganda jika dibandingkan dengan bekerja 7 hingga 8 jam sehari. Untuk menghindari hal itu, fikirkan baik-baik mengenai nilai-nilai dan keutamaan anda. Selain itu, anda juga perlu mengasingkan waktu untuk keluarga, teman, dan hobi. "Kedengarannya agak lucu untuk merencanakan untuk bersenang-senang atau relaksasi, tetapi merancang waktu benar-benar penting," kata Buse.
9. Tidak
kemana-mana
Dengan hanya berdiam diri di rumah, produksi vitamin D (yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap sinar matahari) akan berkurang. Padahal, vitamin ini akan melindungi kita dari depresi. Dalam kajian terbaru, scan otak menunjukkan bahawa orang yang berjalan melewati taman yang tenang memiliki tingkat tekanan lebih rendah daripada mereka berjalan di jalan-jalan kota yang sibuk. Jadi, bergeraklah, keluarlah. “Jika anda bekerja di pejabat, berjalan-jalan di ruang hijau atau duduk di luar selama waktu rehat dalam 15 minit akan cukup membantu mendapatkan sinar matahari," kata Buse.
10. Isolasi sosial
Meskipun menarik diri dari teman dan keluarga adalah gejala umum dari depresi dan kecemasan, isolasi sosial dan perasaan kesepian juga akan meningkatkan kemungkinan masalah kesihatan mental. Sementara itu, hubungan yang kuat cenderung melindungi dari depresi dan mendapatkan kebahagiaan. Sekalipun anda sibuk, luangkanlah waktu untuk sekadar menghubungi atau bersantai bersama teman-teman anda.
11. Perfectionist
Mencuba untuk memenuhi standart tinggi dan mencapai kesempurnaan dalam segala hal adalah resepi untuk kekecewaan dan rendah diri. Jadi, tidak menghairankan bahwa perfectionism telah dikaitkan dengan masalah kesihatan mental termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Daripada mementingkan kesempurnaan lebih baik anda menetapkan tujuan dengan bijak, menyambut kesalahan sebagai jalan untuk belajar, dan, yang terpenting, menikmati perjalanan, bukan hanya tujuan.
12. Pesimis
Pesimis yang secara konsisten melihat gelas sebagai setengah kosong tampaknya lebih mudah mendatangkan depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan masalah kesihatan lainnya. Optimisme, di sisi lain, tampaknya untuk membantu mengatasi dan melindungi terhadap kondisi-kondisi yang sama. Fokuskan fikiran anda pada hal-hal positif. Dan jika anda tidak merasa bahagia, tetaplah tersenyum seolah-olah anda telah berhasil. "kajian telah menunjukkan bahawa tersenyum benar-benar dapat membuat anda merasa lebih bahagia dan lebih optimis tentang masa kini dan masa depan," kata Buse.
HEALTH.COM
Dengan hanya berdiam diri di rumah, produksi vitamin D (yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap sinar matahari) akan berkurang. Padahal, vitamin ini akan melindungi kita dari depresi. Dalam kajian terbaru, scan otak menunjukkan bahawa orang yang berjalan melewati taman yang tenang memiliki tingkat tekanan lebih rendah daripada mereka berjalan di jalan-jalan kota yang sibuk. Jadi, bergeraklah, keluarlah. “Jika anda bekerja di pejabat, berjalan-jalan di ruang hijau atau duduk di luar selama waktu rehat dalam 15 minit akan cukup membantu mendapatkan sinar matahari," kata Buse.
10. Isolasi sosial
Meskipun menarik diri dari teman dan keluarga adalah gejala umum dari depresi dan kecemasan, isolasi sosial dan perasaan kesepian juga akan meningkatkan kemungkinan masalah kesihatan mental. Sementara itu, hubungan yang kuat cenderung melindungi dari depresi dan mendapatkan kebahagiaan. Sekalipun anda sibuk, luangkanlah waktu untuk sekadar menghubungi atau bersantai bersama teman-teman anda.
11. Perfectionist
Mencuba untuk memenuhi standart tinggi dan mencapai kesempurnaan dalam segala hal adalah resepi untuk kekecewaan dan rendah diri. Jadi, tidak menghairankan bahwa perfectionism telah dikaitkan dengan masalah kesihatan mental termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Daripada mementingkan kesempurnaan lebih baik anda menetapkan tujuan dengan bijak, menyambut kesalahan sebagai jalan untuk belajar, dan, yang terpenting, menikmati perjalanan, bukan hanya tujuan.
12. Pesimis
Pesimis yang secara konsisten melihat gelas sebagai setengah kosong tampaknya lebih mudah mendatangkan depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan masalah kesihatan lainnya. Optimisme, di sisi lain, tampaknya untuk membantu mengatasi dan melindungi terhadap kondisi-kondisi yang sama. Fokuskan fikiran anda pada hal-hal positif. Dan jika anda tidak merasa bahagia, tetaplah tersenyum seolah-olah anda telah berhasil. "kajian telah menunjukkan bahawa tersenyum benar-benar dapat membuat anda merasa lebih bahagia dan lebih optimis tentang masa kini dan masa depan," kata Buse.
HEALTH.COM
